Sahabat teknisi, tipe steering system pada crawler machine sebagian besar adalah mechanical clutch, dimana dalam pengendaliannya menggunakan clutch yang terdiri dari disc dan plate yang tersusun diantara inner drum dan outer drum serta dipasang pada kedua ujung bevel gear shaft.
1. Outer drum
2. Disc
3. Plate
4. Inner drum
5. Bolt
6. Piston
7. Seal piston
8. Spacer
9. Spring small
10. Spring large
11. Pressure plate
12. Bolt
13. Bevel gear shaft hub
14. Bevel gear shaft
Fungsi komponen-komponen utama steering system tipe mechanical clutch, adalah :
• Clutch drum atau inner drum, dibaut pada bevel gear shaft hub yang terikat pada spline bevel
gear shaft, berfungsi sebagai tempat kedudukan plate juga berfungsi sebagai silinder .
• Bevel gear shaft hub, mengalirkan oli dari steering control valve ke piston.
• Brake drum atau outer drum, dibaut pada final drive flange berfungsi sebagai tempat kedudukan
disc.
• Plate, terbuat dari baja tahan karat serta tahan temperatur tinggi. Plate ini berfungsi sebagai
friction plate dan duduk pada spline outer drum.
• Disc, terbuat dari baja, bagian luar diberi lapisan bronze yang berguna untuk mengurangi
keausan. Disc berfungsi sebagai friction plate dan duduk pada spline inner drum.
• Pressure plate, terpasang tetap ke piston oleh bolt. Piston dan pressure plate bergerak secara
bersamaan berfungsi sebagai pendorong disc secara langsung.
• Spring, berfungsi sebagai sumber kekuatan untuk menekan susunan disc dan plate dengan
perantaraan pressure plate.
Proses pemindahan tenaga pada clutch sangat tergantung kepada :
• Gaya tekanan (P) yang diperoleh dari spring atau hidrolik.
• Koefisien gesek (u) tergantung dari jenis material.
• Area (A) tergantung dari luas permukaan yang bergesekan.
Showing posts with label power train. Show all posts
Showing posts with label power train. Show all posts
Saturday, April 21, 2012
Sunday, April 8, 2012
Definisi Dan Pengertian Final Drive (Penggerak Akhir)
Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pegurang kecepatan yang biasanya diperlengkapi dengan satu atau dua set roda gigi lurus dan pinion boss roda gigi penggerak akhir.
Prinsip yang dipergunakanpada transmisi dimana kecepatan rotasi dikurangi dan momen puntir ( torque ) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada penggerak akhir.
Masing-masing bak penggerak akhir ( final drive case ) dipasang melebar keluar dari bak roda gigi tirus ( bevel gear case ) pada masing-masing sisi. Dengan memilih perbandingan kecepatan yang tepat momen puntir ( Torque ) sebelum ke penggerak akhir ( final drive ) dapat diperkecil. Dengan demikian, transmisi yang sama, poros roda tirus ( bevel gear shaft ) dan lain-lain dapat dipergunakan yang sama pada berbagai jenis model mesin.
Roda gigi penggerak akhir ( final Drive gears ) dapat dihadapkan pada tekanan permukaan yang besar disebabkan oleh beban goncangandan benturan ( shock and impact loads ), yang mana memerlukan perhatian ekstra untuk seleksi oli pelumas dan mencegah masuknya benda asing ke dalam bak penggerak akhir ( final drive cases ).
Perbandingan reduksi normal berada diantara 1/9 sampai 1/12 untuk perbandingan reduksi yang lebih kecil dipergunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction system ). Untuk perbandingan reduksi yang besar dipergunakan sistem reduksi ganda atau sistem roda gigi planet. ( Double reduction system or planetary gear system ).
Jenis-jenis penggerak akhir :
1. Single reduction final drive shaft ikut berputar ( D31A - 17, D319Q - 17 ).
2. Single reduction fixed final drive shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).
3. Double reduction ( D50/53A - 17, D75S - 5, D80/85A - 21, D150/155A - 2 ).
4. Planetary gear type rigid ( D355A - 3, D455A - 1 ).
5. Planetary gear type semi rigid (D2675A - 2, D375A - 2, D475A - 2 ).
Prinsip yang dipergunakanpada transmisi dimana kecepatan rotasi dikurangi dan momen puntir ( torque ) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang dipergunakan pada penggerak akhir.
Masing-masing bak penggerak akhir ( final drive case ) dipasang melebar keluar dari bak roda gigi tirus ( bevel gear case ) pada masing-masing sisi. Dengan memilih perbandingan kecepatan yang tepat momen puntir ( Torque ) sebelum ke penggerak akhir ( final drive ) dapat diperkecil. Dengan demikian, transmisi yang sama, poros roda tirus ( bevel gear shaft ) dan lain-lain dapat dipergunakan yang sama pada berbagai jenis model mesin.
Roda gigi penggerak akhir ( final Drive gears ) dapat dihadapkan pada tekanan permukaan yang besar disebabkan oleh beban goncangandan benturan ( shock and impact loads ), yang mana memerlukan perhatian ekstra untuk seleksi oli pelumas dan mencegah masuknya benda asing ke dalam bak penggerak akhir ( final drive cases ).
Perbandingan reduksi normal berada diantara 1/9 sampai 1/12 untuk perbandingan reduksi yang lebih kecil dipergunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction system ). Untuk perbandingan reduksi yang besar dipergunakan sistem reduksi ganda atau sistem roda gigi planet. ( Double reduction system or planetary gear system ).
Jenis-jenis penggerak akhir :
1. Single reduction final drive shaft ikut berputar ( D31A - 17, D319Q - 17 ).
2. Single reduction fixed final drive shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).
3. Double reduction ( D50/53A - 17, D75S - 5, D80/85A - 21, D150/155A - 2 ).
4. Planetary gear type rigid ( D355A - 3, D455A - 1 ).
5. Planetary gear type semi rigid (D2675A - 2, D375A - 2, D475A - 2 ).
Monday, February 20, 2012
Sistem Kemudi (Steering) Wheel Tractor Tipe Semi Integral
Seperti yang kita tahu, sistem kemudi ( steering ) adalah suatu sistem pengendalian unit yang
digunakan untuk membelokkan arah dari gerak lurus menjadi ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kehendak operator dan pergerakkannya dari 0° - 360°. Pada alat berat ada bermacam-macam tipe sistem steering, baik itu pada wheel tractor maupun crawler tractor. Namun, untuk bahasan kali ini saya akan menjelaskan tipe semi integral. Sistem ini banyak dipakai untuk sistem kemudi wheel tractor yang tipe kecil.
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, pada tipe semi integral di dalam gear box terdapat directional control valve untuk mengarahkan aliran oil dari pump ke cylinder ( sisi head atau sisi bottom ). Sedangkan drag link yang dipasang pada rod cylinder dan pitman arm, berfungsi untuk mentralkan kembali directional control valve ( proposional ), agar cylinder tidak terus disupply oil dari pump ke cylinder pada saat gerakan steering wheel dihentikan.
digunakan untuk membelokkan arah dari gerak lurus menjadi ke kiri atau ke kanan sesuai dengan kehendak operator dan pergerakkannya dari 0° - 360°. Pada alat berat ada bermacam-macam tipe sistem steering, baik itu pada wheel tractor maupun crawler tractor. Namun, untuk bahasan kali ini saya akan menjelaskan tipe semi integral. Sistem ini banyak dipakai untuk sistem kemudi wheel tractor yang tipe kecil.
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, pada tipe semi integral di dalam gear box terdapat directional control valve untuk mengarahkan aliran oil dari pump ke cylinder ( sisi head atau sisi bottom ). Sedangkan drag link yang dipasang pada rod cylinder dan pitman arm, berfungsi untuk mentralkan kembali directional control valve ( proposional ), agar cylinder tidak terus disupply oil dari pump ke cylinder pada saat gerakan steering wheel dihentikan.
![]() |
Gearbox tipe semi integral |
Sunday, January 8, 2012
Prosedur Pengukuran Stall Speed Bulldozer Maupun Dump Truck
Sahabat teknisi alat berat, kali ini saya akan mencoba share mengenai pengukuran stall speed. Seperti yang rekan teknisi sudah mengetahuinya, pengukuran stall speed sangat diperlukan guna mengetahui performa dari unit itu sendiri.
Sebelum kita bahas cara pengukurannya, ada baiknya kita perlu mengetahui apa itu stall speed. Stall speed adalah besarnya putaran maksimum engine pada saat putaran turbin nol, karena kelebihan beban. Dalam melakukan pengetesan, pemberian beban berlebihan dapat dilakukan dengan mengoperasikan brake.
Prosedur pengetesan :
1. Pasang tachometer pada engine speed pick up port untuk mengetahui putaranengine. Usahakan ke posisi engine dapat dibaca dengan mudah dan jelas. Pada unit - unit sekarang kita dapat melihatnya melalui monitor panel.
2. Panaskan engine dan ukur speed engine pada posisi low idle dan high idle. Sesuaikan dengan nilai standard.
3. Injak brake pedal dan posisikan gear shift lever pada speed tertinggi. Stall- kantorque converter dengan speed engine full throttle dan biarkan temperatur olinya naik.
4. Bila temperatur oli memasuki daerah merah pada temperatur gauge, kembalikan segera gear shift lever ke posisi netral untuk menurunkan temperatur.
5. Ulangi step 3 dan 4 tiga kali dan ukurlah putaran engine ketika temperatur gauge memasuki daerah merah.
6. Bandingkan dengan standard.
Saturday, December 31, 2011
Torqflow Hidrolik Circuit D85ESS-2
Sahabat teknisi, kali ini saya akan sedikit menjelaskan beberapa fungsi valve yang ada pada hidrolik circuit torqflow transmission. Sebagai contoh untuk postimg kali ini, saya ambil circuit torqflow transmission pada bulldozer D85ESS-2 Komatsu.
1. Transmission case. 11. Torque converter. A. Plug for transmission
2. Transmission oil strainer. 12. Torque converter Mission clutch pressure 3. Transmission pump. regulator valve. B. Plug for 1st clutch
4. Transmission oil filter. 13. Oil cooler. pressure.
5. Modulating valve. 14. Transmission C. Plug for torque
6. Quick return valve. Lubrication valve. converter relief
7. Reducing valve. 15. Transmission. pressure.
8. Speed valve. 16. P.T.O lubrication. D. Plug for torque
9. F - R valve. 17. Torque converter converter pressure.
10. Torque converter relief case. E. Plug for torque
valve. 18. Oil strainer. Converter oil
19. Scavenging pump. temperature
19. Scavenging pump. temperature
1. Modulating Relief Valve, fungsinya :
- Mengatur dan membatasi maximum oil pressure yang akan digunakan oleh setiap transmission clutch.
- Bersama - sama dengan quick return valve memodulate pressure sehingga dapat mengurangi kejutan pada clutch ( slow engage ) dan sock padaunit yang dapat memungkinkan panjang umur dari setiap komponen.
- Mengatur ( waktu ) oil flow yang menuju ke torque converter.
2. Quick Return Valve, fungsinya :
Mengatur langkah gerak dari sleeve dari modulating valve ( dengan mengatur flow oil kesleeve dan ke drain ) sehingga dapat terjadi cepat dalam disengage dan lambat / pelan - pelan dalam engage setiap transmission clutch.
3. Reducing Valve, fungsinya :
Mengatur arah aliran oil yang akan masuk ke rotary clutch.
4.Speed Valve, fungsinya :
Mengatur arah aliran oil ke setiap speed clutch dan drain.
5.Safety Valve, fungsinya :
Sebagai penyelamat, jangan sampai unit bergerak ( maju / mundur ) sebelum dikehendaki operator pada saat engine di start.
6.Directional Valve, fungsinya :
Mengarahkan aliran oil ke directional clutch ( forward / reverse ) dan drain.
Thursday, December 8, 2011
Prinsip Kerja Planetary Gear Dual Pinion Type
Setelah pada posting yang terdahulu, saya sudah membahas tentang planetary gear single pinion, sekarang akan saya lanjutkan pada dual pinion planetary gear. Gambar di bawah menunjukkan Dual Planetary Gear, yang mana mempunyai 6 pasang pinion ( 12 buah ).
Pada sistem ini apabila carrier ditahan maka sun gear dan ring gear akan searah putarannya. Namun apabila ring gear yang ditahan akibatnya carrier akan berlawan dengan sun gear. Aplikasi dari planetary gear system seperti ini digunakan untuk gerak mundur ( reverse ). yaitu sun gear sebagai input putaran berputar ke kanan, carrier sebagai output akan berputar ke kiri apabila ring gearnya ditahan.
Cara Menentukan Arah Putaran :
Apabila sun gear diputar kekanan (KA) , ring gear ditahan, maka arah carrier
adalah kekiri (KI). Jadi putaran input sun gear akan berlawanan dengan
putaran output Carrier
Untuk Menghitung Speed Ratio Dual Pinion
R.Nr - S.Ns = ( R - S ).Nc
Dimana
S = jumlah gigi sun gear
R = jumlah gigi ring gear
Ns = jumlah putaran sun gear
Nr = jumlah putaran ring gear
Nc = jumlah putaran carrier
Pada sistem ini apabila carrier ditahan maka sun gear dan ring gear akan searah putarannya. Namun apabila ring gear yang ditahan akibatnya carrier akan berlawan dengan sun gear. Aplikasi dari planetary gear system seperti ini digunakan untuk gerak mundur ( reverse ). yaitu sun gear sebagai input putaran berputar ke kanan, carrier sebagai output akan berputar ke kiri apabila ring gearnya ditahan.
Cara Menentukan Arah Putaran :
Apabila sun gear diputar kekanan (KA) , ring gear ditahan, maka arah carrier
adalah kekiri (KI). Jadi putaran input sun gear akan berlawanan dengan
putaran output Carrier
Untuk Menghitung Speed Ratio Dual Pinion
R.Nr - S.Ns = ( R - S ).Nc
Dimana
S = jumlah gigi sun gear
R = jumlah gigi ring gear
Ns = jumlah putaran sun gear
Nr = jumlah putaran ring gear
Nc = jumlah putaran carrier
Subscribe to:
Posts (Atom)